Minggu, 05 April 2015

Tetap Begini



Sabtu, 15 juni 2013 00:38

M
ungkin cinta ini memang bukan untukmu. Bukan untuk kita berdua. Aku mengerti dan sangat sadar akan diriku. Aku tertutup, acuh, dan tidak seperti mereka yang kamu inginkan. Aku hanya seperti ini, iya seperti orang orang yang tambah buruk dalam segala sisi. Tidak tambah cantik atau baik. Aku hanya bertambah buruk seperti itik yang buruk rupa. 
Dengan kesadaranku ini, aku mengundurkan diri untuk jadi seseorang yang memang pantas untuk kamu. Seorang wanita yang bisa mengikuti alur hidupmu yang begitu cepat. Hidupku sungguh jauh darimu. Engkau, yang serba baik bukan berarti mau dengan itik yang buruk.
Tidakkah kesadaranku ini membuatmu sakit? Menyia-nyiakanmu dan membuangmu begitu saja. Sungguh yang begitu tersiksa adalah aku sendiri. Mengingat semua ini hanya membuatku ingin mati. Mengakhiri hidup yang bagiku hanya berpihak padamu.
Sejak kepergianmu, hatiku seakan bisu dan tuli secara tiba tiba. Mengerti bahwa kau bukanlah milikku lagi. Yang dulu hanya jadi mainan manisku saja. Mungkin sekarang waktumu untuk pergi. Sadar akan diriku yang selalu engkau puja dulu, tenyata hanya seperti ini. Tidak lebih kan? iya, sejengkalpun tidak ada.
Hayalanmu mungkin sudah berganti dengan bidadari lain. Yang seindah dan sebaik kamu. Kita sekarang bukanlah apa apa. Teman, saudara, atau bahkan mimpi. Dulu, dulu, dulu dan dulu yang tersisa hanya mimpi buta. Mimpi yang tidak akan menemukan pintu keluar kedunia nyata.
Engkau ke barat dan aku ke timur. Engkau ke kanan dan aku ke kiri. Kini tiba saatnya kita jalan masing masing. Engkau dan aku punya jalan sendiri. Inilah saatnya kita lepaskan genggaman erat tangan yang selalu menuntunku.
Lepaskanlah kasih, di depan ada pagar yang akan menghantam kita berdua. Engkau terlalu manis untuk disakiti. Pergilah dan menjauh dariku. Sebentar lagi hati ini akan benar benar mati. Hingga merasakanmu saja tidak bisa.
Pergilah yang jauh, jangan pernah tengok aku lagi. Anggap aku telah mati dan meninggalkanmu. Aku adalah tokoh jahat yang ada di ceritamu. Lupakan aku dan berpalinglah. Kisah kita telah berbalik. Sang bidadarimu berubah menjadi nenek sihir.
Sungguh beratnya menjadi sutradara dalam ceritaku sendiri. Tidakkah cukup hanya untuk menjadi pemain saja Tuhan? Kapan aku akan pensiun dari semua ini? Aku sungguh lelah. Aku harus melihat cintaku pergi. Karena aku tahu cerita dan bagaimana endingnya.
Tidakkah menjadi orang dungu jauh lebih nikmat? Tidak mengerti apa apa. Menjalani ini semua dengan mudah. Membiarkan laju air tanpa harus membendungnya. Hingga arusnya tetap tenang dan damai.
Aku coba bentangkan kedua tanganku menggapai apapun yang ada di dekatku. Aku benar benar ingin bersandar. Sudah cukup Tuhan. Aku terlalu banyak mengeluh dan  merengek. Memintamu untuk menghentikan ini semua. Tapi tetap saja. Begini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar