Sabtu, 15 juni 2013 00:38
M
|
ungkin cinta ini memang bukan untukmu. Bukan
untuk kita berdua. Aku mengerti dan sangat sadar akan diriku. Aku tertutup, acuh,
dan tidak seperti mereka yang kamu inginkan. Aku hanya seperti ini, iya seperti
orang orang yang tambah buruk dalam segala sisi. Tidak tambah cantik atau baik.
Aku hanya bertambah buruk seperti itik yang buruk rupa.
Dengan kesadaranku ini, aku mengundurkan diri
untuk jadi seseorang yang memang pantas untuk kamu. Seorang wanita yang bisa
mengikuti alur hidupmu yang begitu cepat. Hidupku sungguh jauh darimu. Engkau,
yang serba baik bukan berarti mau dengan itik yang buruk.
Tidakkah kesadaranku ini membuatmu sakit?
Menyia-nyiakanmu dan membuangmu begitu saja. Sungguh yang begitu tersiksa
adalah aku sendiri. Mengingat semua ini hanya membuatku ingin mati. Mengakhiri
hidup yang bagiku hanya berpihak padamu.
Sejak kepergianmu, hatiku seakan bisu dan tuli
secara tiba tiba. Mengerti bahwa kau
bukanlah milikku lagi. Yang dulu hanya jadi mainan manisku saja. Mungkin
sekarang waktumu untuk pergi. Sadar akan diriku yang selalu engkau puja dulu,
tenyata hanya seperti ini. Tidak lebih kan? iya, sejengkalpun tidak ada.
Hayalanmu mungkin sudah berganti dengan
bidadari lain. Yang seindah dan sebaik kamu. Kita sekarang bukanlah apa apa.
Teman, saudara, atau bahkan mimpi. Dulu, dulu, dulu dan dulu yang tersisa hanya
mimpi buta. Mimpi yang tidak akan menemukan pintu keluar kedunia nyata.
Engkau ke barat dan aku ke timur. Engkau ke
kanan dan aku ke kiri. Kini tiba saatnya kita jalan masing masing. Engkau dan
aku punya jalan sendiri. Inilah saatnya kita lepaskan genggaman erat tangan
yang selalu menuntunku.
Lepaskanlah kasih, di depan ada pagar yang akan
menghantam kita berdua. Engkau terlalu manis untuk disakiti. Pergilah dan
menjauh dariku. Sebentar lagi hati ini akan benar benar mati. Hingga
merasakanmu saja tidak bisa.
Pergilah yang jauh, jangan pernah tengok aku
lagi. Anggap aku telah mati dan meninggalkanmu. Aku adalah tokoh jahat yang ada
di ceritamu. Lupakan aku dan berpalinglah. Kisah kita telah berbalik. Sang
bidadarimu berubah menjadi nenek sihir.
Sungguh beratnya menjadi sutradara dalam
ceritaku sendiri. Tidakkah cukup hanya untuk menjadi pemain saja Tuhan? Kapan
aku akan pensiun dari semua ini? Aku sungguh lelah. Aku harus melihat cintaku pergi.
Karena aku tahu cerita dan bagaimana endingnya.
Tidakkah menjadi orang dungu jauh lebih nikmat?
Tidak mengerti apa apa. Menjalani ini semua dengan mudah. Membiarkan laju air
tanpa harus membendungnya. Hingga arusnya tetap tenang dan damai.
Aku coba bentangkan kedua tanganku menggapai
apapun yang ada di dekatku. Aku benar benar ingin bersandar. Sudah cukup Tuhan.
Aku terlalu banyak mengeluh dan
merengek. Memintamu untuk menghentikan ini semua. Tapi tetap saja.
Begini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar