BAB I
PENDAHULUAN
1.
Pendahuluan
Banyak manusia menganggap orang-orang yang shalat, bersadaqah, dan
melakukan perbuatan-perbuatan ahli surga lainnya dipastikan akan masuk surga.
Dan orang-orang yang melakukan perbuatan tercela akan masuk neraka. Namun,
tidak selamanya anggapan itu benar. Tidak sedikit orang yang shalat, sadaqah
bukan karena Allah atau karena mempunyai niat lain yakni ria. Dan orang yang
melakukan perbuatan tercela justru masuk surga karena diakhir hidupnya
melakukan perbuatan yang diridhai Allah.
Memang masalah surga dan neraka hanya Allah yang berhak menentukan. Setidaknya
ada dua hal yang menentukan seseorang manusia masuk ke surga atau neraka yaitu,
apabila seseorang mati dalam amal yang diridhai Allah maka akan masuk surga.
Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang mati dalam keadaan yang dimurkai
Allah maka akan masuk neraka. Masalah nanti akan disiksa terlebih dahulu di
neraka atau langsung dimasukkan ke dalam surga atau neraka itu adalah sesuai
kehendak Allah.
2.
Rumusan
Masalah:
1)
Hadis tentang Islam
dikuatkan oleh non muslim
2)
Asbabul Wurud dari Hadis
tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Hadis
Pertama
حديث أبي هريرة – رضي الله عنه- قال:
شهدنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلّم خيبر، فقال لرجل ممن يدعي الإسلام: هذا من
أهل النار، فلما حضر القتال قاتل الرجل قتالا شديدا، فأصابته جراحة، فقيل: يا رسول
الله الذي قلت إنه من أهل النار فإنه قد قاتل اليوم قتالا شديدا، وقد مات، فقال النبي
صلى الله عليه وسلم: إلى النار، فكاد بعض الناس أن يرتاب، فبينما هم على ذلك إذ قيل:
إنه لم يمت، ولكن به جراحا شديدا، فلما كان من الليل لم يصبر على الجراح فقتل نفسه،
فأخبر النبي صلى الله عليه وسلم بذلك، فقال: الله أكبر أشهد أني عبد الله ورسوله، ثم
أمر بلالا، فنادى في الناس: إنه لا يدخل الجنة إلا نفس مسلمة، وإن الله ليؤيد هذا الدين
بالرجل الفاجر.
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah , ia berkata, ‘Kami
menyaksikan Perang Khaibar bersama Rasulullah. Beliau berkata kepada seorang
laki-laki yang mengaku islam bahwa ia masuk golongan ahli neraka. Ketika
peperangan terjadi, laki-laki tersebut berperang dengan gigih dan ia pun
terluka. Lalu dikatakan kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, yang Engkau
katakan bahwa ia adalah ahli neraka telah berperang dengan gigih dan akhirnya
ia mati. ‘Maka Nabi bersabda, “Ia masuk neraka.” Abu Hurairah berkata,
hampir-hampir orang-orang ragu akan hal tersebut. Ketika mereka berada dalam
keadaan seperti itu, dikatakan bahwa sesungguhnya ia belum mati, namun
mengalami luka yang sangat parah. Ketika malam datang ia tidak bersabar atas
luka yang menimpanya, maka ia membunuh dirinya sendiri. Lalu Nabi diberitahukan
mengenai hal tersebut, dan beliau bersabda, “Allah Yang Maha Besar, aku
bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Lalu Nabi memerintahkan
Bilal untuk menyerukan kepada orang-orang. ‘Sesungguhnya tidak masuk surga
kecuali jiwa yang muslim dan sesungguhnya Allah akan menguatkan agama ini
dengan tenaga orang yang jahat.’[1]
2. Asbabul Wurud
Sebagaimana
dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah, katanya: “Kami ikut bersama
Rasulullah SAW ke medan perang Hunain. Maka beliau bersabda kepada seseorang
yang telah diajak masuk islam: “Inilah calon
penghuni neraka!” Maka ketika kami menghadapi pertempuran yang sangat
sengit sekali, laki-;aki itu bertempur dengan gagah berani. Orang-orang pun
melaporkan kepada Rasulullah tentang kepahlawanan laki-laki yang disebut-sebut
Rasulullah SAW calon penghuni neraka. Tak lama setelah itu, laki-laki tersebut
tewas (karena luka-luka yang dideritanya – pen). Maka Rasulullah SAW kembali
menegaskan bahwa dia “masik neraka”. Hampir saja kebanyakan orang-orang islam
ragu dengan ucapan Nabi tersebut, karena beliau selalu mengatakan bahwa dia adalah calon penghuni neraka baik ketika
dia mengalami luka parah, atau setelah dia meninggal dunia. Rupanya di malam
hari, akibat luka parah yang dialaminya, dia tidak sabar lagi dan dia bunuh
diri untuk mengakhiri hidupnya. Orang-orang pun menceritakan peristiwa bunuh
diri itu kepada Rasulullah SAW. Beliau pun bertakbir dan mengucapkan syahadat
untuk dirinya bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul Nya. Setelah itu beliau
perintahkan Bilal bin Rabbah menyampaikan kepada orang banyak bahwa “tidak akan
masuk surga melainkan orang yang jiwanya muslim.” Selanjutnya beliau bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala menguatkan agama ini dengan tenaga orang yang
jahat.”[2]
3. Hadis Kedua
حديث سهل بن سعد
الساعدي ـ رضي الله عنه ـ أن رسول الله صلى
الله عليه وسلم التقى هو والمشركون، فاقتتلوا، فلما مال رسول الله صلى الله عليه وسلم
إلى عسكره، ومال الآخرون إلى عسكرهم، وفي أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم رجل لا
يدع لهم شاذة ولا فاذة إلا اتبعها يضربها بسيفه، فقالوا ما أجزأ منا اليوم أحد كما
أجزأ فلان؛ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أما إنه من أهل النار، فقال رجل من
القوم: أنا صاحبه أبدا. قال: فخرج معه كلما وقف وقف معه، وإذا أسرع أسرع معه؛ قال:
فجرح الرجل جرحا شديدا، فاستعجل الموت، فوضع نصل سيفه بالأرض، وذبابه بين ثدييه، ثم
تحامل على نفسه، فقتل نفسه، فخرج الرجل إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم، فقال: أشهد
أنك رسول الله، قال: وما ذاك؟ قال: الرجل الذي ذكرت آنفا أنه من أهل النار، فأعظم الناس
ذلك، فقلت: أنا لكم به، فخرجت في طلبه، ثم جرح جرحا شديدا، فاستعجل الموت، فوضع نصل
سيفه في الأرض، وذبابه بين ثدييه، ثم تحامل عليه فقتل نفسه، فقال رسول الله صلى عليه
وسلم عند ذلك: إن الرجل ليعمل عمل أهل الجنة فيما يبدو للناس وهو من أهل النار، وإن
الرجل ليعمل عمل أهل النر فيما يبدو للناس وهو من أهل الجنة.
Artinya:
Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad As-Saidi,
sesungguhnya Rasulullah bertemu dengan orang-orang musyrik, lalu mereka
berperang. Maka ketika beliau kembali ke pasukannya dan mereka kembali ke
pasukannya, dan diantara pasukan Rasulullah ada seorang laki-laki yang tidak
membiarkan musuh, baik yang bergerombol maupun yang sendirian, kecuali ia
mengejarnya untuk ditebas dengan pedangnya, maka mereka berkata, Tidak seorang
pun dari kita yang sehebat si fulan pada hari ini. Rasulullah berkata, “Adapun
ia termasuk ahli neraka.” Lalu seorang berkata, ‘Aku akan selalu menemaninya.’
Kemudian orang tersebut pun keluar bersama si fulan itu, setiap kali si fulan
berhenti ia pun berhenti bersamanya. Apabila si fulan bergerak cepat, ia pun
bergerak cepat bersamanya. Kemudian si fulan terluka dengan luka yang sangat
parah. Ia pun ingin segera mati, maka ia meletakkan mata pedangnya di tanah dan
ujungnya yang tajam di dadanya, kemudian ia menekannya ke dirinya sehingga ia
membunuh dirinya sendiri. Lalu orang yang menemaninya tersebut pergi menemui
Rasulullah, ia kemudian berkata, ‘Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Rasulullah.
‘Beliau bersabda, ‘Ada apa denganmu?’ Orang tersebut menjawab, ‘Laki-laki yang
engkau sebutkan bahwasanya ia dari ahli neraka, lalu orang-orang menganggapnya
agung. ‘Aku (Sahal bin Sa’ad) berkata, aku menjadi jaminannya untuk kaliyan.
Aku kemudian pergi untuk mencari si fulan tersebut. Ternyata si fulan terluka
parah, lalu ia ingin segera mati, ia letakkan mata pedangnya di tanah dan
ujungnya yang tajam di dadanya. Lalu ia tekankan ke dirinya sehingga ia
membunuh dirinya sendiri. Kemudian Rasulullah bersabda ketika itu,
“Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan perbuatan ahli surga yang tampak
pada pandangan manusia, padahal ia sebenarnya adalah ahli neraka. Dan
sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan perbuatan ahli neraka yang tampak
di pandangan manusia, padahal ia termasuk ahli surga.[3]
4.
Asbabul wurud
Hadis ini diriwayatkan oleh Sahal bin Sa’ad. Latar
belakang si fulan mengikuti perang adalah karena kemarahannya terhadap suatu kaum,
bukan karena Allah.
Didalam hadis yang kedua tersebut telah
dijelaskan perbuatan yang menurut pandangan manusia adalah perbuatan ahli
surga, seperti perbuatan si fulan dengan gigihnya berperang melawan orang-orang
musyrik. Namun, sebenarnya dia adalah ahli neraka, karena kegigihannya itu
merupakan suatu bentuk kemarahannya pada suatu kaum. Bukan berperang karena
Allah.
Selain itu, pada kedua hadis tersebut dijelaskan
bahwa kedua fulan mati dalam keadaan bunuh diri karena ketidaksabarannya dalam
menghadapi sakitnya. Sedangkan hal yang
menentukan masuk surga atau neraka adalah keadaan matinya dalam keadaan Khusnul
Khatimah atau Su’ul Khatimah. Apabila mati saat melakukan amal yang diridhoi
Allah, maka akan masuk surga. Tetapi apabila mati dalam murka Allah, maka akan
masuk neraka. Dan bunuh diri adalah suatu perbuatan yang sangat dimurkai Allah.
BAB III
PENUTUP
Dalam bahasan makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Jadi orang yang menurut pandangan manusia
melakukan perbuatan-perbuatan ahli surga belum tentu akan masuk surga. Dan
orang yang menurut pandangan manusia melakukan perbuatan-perbuatan ahli neraka
akan masuk neraka pula. Karena sesungguhnya yang menentukan masuk surga atau
neraka adalah keadaan saat matinya. Apabila mati dalam keadaan yang diridhai
Allah maka akan masuk surga, begitu pula jika mati dalam keadaan yang dimurkai
Allah maka akan masuk neraka.
Macam-macam orang yang mati dalam perang:
1. Terbunuh : Orang yang mati dalam
perang tidak karena Allah, seperti perang karena dendam atau kebencian terhadap
musuhnya.
2. Syahid : Orang yang
mati dalam perang karena Allah
Sehingga ada dua hal yang menyebabkan kedua
fulan itu adalah ahli neraka. Yang pertama adalah niat perang yang tidak karena
Allah, sehingga matinya tidak syahid. Dan yang kedua karena mati dalam keadaan
yang dimurkai Allah, yaitu dalam keadaan bunuh diri.
[1]
Muhammad Fu’ad ’Abdul Baqi, KUMPULAN
HADITS SHAHIH BUKHARI-MUSLIM, ed. Junaidi Manik, S.Pd.I, trans. Arif Rahman
Hakim, Lc, Cetakan keenam (Sukoharjo: Insan Kamil Solo, 2012), 34.
[2]
Ibnu Hamzah Al Hanafi AD
Damsyiqi, ASBABUL WURUD 1, trans. H.M. Suwarta Wijaya. B.A. and Drs.
Zafrullah Salim, Cetakan Kedua (Jakarta: KALAM MULIA, 1994), 452.
[3]
Muhammad Fu’ad ’Abdul Baqi, KUMPULAN
HADITS SHAHIH BUKHARI-MUSLIM, 35.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar